Kebanyakan manusia
Ketika mengatakan bahwa tidak memyekutukan Allah adalah tidak mengakui tuhan selain Allah
Ketika mengatakan bahwa tidak memyekutukan Allah adalah tidak mengakui tuhan selain Allah
Padahal Jika di kaji lebih lanjut mematuhi penguasa dalam rangka bermaksiat kepada Allah dan mempercayai sihir adalah salah satu penyekutuan terhadap Allah Swt.
Penguasa yang meniadaka hukum Allah adalah di sebut thagut dalam Al quran, dan mengikuti mereka bisa menyebabkan kepada penyekutuan terhadap Allah
Allah berfirman Dalam Alquran :
Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu ? Mereka hendak berhakim kepada thaghut, padahal mereka telah diperintah mengingkari thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkanmereka (dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya.
Apabila dikatakan kepada mereka:"Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang Allah telah turunkan dan kepada hukum Rasul", niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. Maka bagaimanakah halnya apabila mereka (orang-orang munafik) ditimpa sesuatu musibah disebabkan perbuatan tangan mereka sendiri, kemudian mereka datang kepadamu sambil bersumpah: "Demi Allah, kami sekali-kali tidak menghendaki selain penyelesaian yang baik dan perdamaian yang sempurna.
Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui apa yang di dalam hati mereka. Karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.
Dan Kami tidak mengutus seseorang rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Sesungguhnya jikalau mereka ketika menganiaya dirinya datang kepadamu, lalu memohon ampun kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, tentulah mereka mendapati Allah Maha PenerimaTaubat lagi Maha Penyayang.
Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak berimanhingga mereka menjadikan kamuhakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya." (QS. An-Nisaa: 60-65)
Maka Allah sifati mereka yang mengaku keimanan padahal mereka adalah orang-orang munafik dengan sifat-sifat:
Pertama, bahwa mereka ingin berhukum kepada thogut. Yaitu semua yang menyalahi hukum Allah dan Rasul-Nya sallallahu’alaihi wa sallam, Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-A’raf: 54).
Pertama, bahwa mereka ingin berhukum kepada thogut. Yaitu semua yang menyalahi hukum Allah dan Rasul-Nya sallallahu’alaihi wa sallam, Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS. Al-A’raf: 54).
Kedua, kalau mereka diajak kepada apa yang diturunkan Allah dan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam, mereka menentang dan berpaling.
Ketiga, ketika mereka ditimpa suatu musibah karena ulah perbuatan mereka, di antaranya mendapatkan dari prilakunya, mereka datang bersumpah bahwa mereka tidak menginginkan melainkan kebaikan dan taufik.
Sebagaimana kondisi sekarang orang yang menolak pada hukum-hukum Islam dan berhukum kepada undang-undang yang salah. Mereka menyangka bahwa hal itu adalah kebaikan dan sesuai dengan kondisi modern.
Kemudian Allah subhanahu memperingatkan kepada mereka yang mengaku beriman dengan sifat-sifat itu, bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati-hati merekadan apa yang disembunyikan dari masalah yang menyalahi apa yang mereka katakan.
Sebagaimana kondisi sekarang orang yang menolak pada hukum-hukum Islam dan berhukum kepada undang-undang yang salah. Mereka menyangka bahwa hal itu adalah kebaikan dan sesuai dengan kondisi modern.
Kemudian Allah subhanahu memperingatkan kepada mereka yang mengaku beriman dengan sifat-sifat itu, bahwa Allah mengetahui apa yang ada dalam hati-hati merekadan apa yang disembunyikan dari masalah yang menyalahi apa yang mereka katakan.
Dan memerintahkan Nabi-Nya mengangungkan dan mengatakan kepada diri mereka dengan perkataan yang berbekaspada jiwa mereka. Kemudian menjelaskan hikmah diutusnya seorang Rasul, bahwa dia yang harus ditaati dan diikuti. Bukan lainnya dari kalangan manusia bagaimanapun kuatnya pikiran dan luas wawasannya.
Kemudian Allah bersumpah dengan Rububiyah-Nya kepada Rasul-Nya yang mana ini termasuk kekhususan macam-macam Rububiyah yang mengandung isyarat akan kebenaran risalah yang dibawanya sallallahu’alaihi wa sallam.
Sumpah yang menegaskan bahwa keimanan tidak sah kecuali dengan tiga hal,Pertama, hendaknya siap berhukum dalam setiap perselisihan kepada Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallamKedua, hati lapang menerima hukumnya, tidak ada rasa kecewa dan sesak dalam jiwa.Ketiga, adanya penerimaan secara sempurna dengan menerima apa yang diputuskan dan melaksanakan tanpa menunda-nunda dan menyeleweng.
Sementara pada point kedua
(yakni ayat-ayat yang ada (dengan dihukumi) kekufuran, kezaliman dan kefasikan)
sepertifirman-Nya Ta’ala
:وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنزَلَ اللَّهُ فَأُوْلَئِكَ هُمْ الْكَافِرُونَ (سنرة المائدة: 44)“
Barangsiapa yang tidak memutuskan menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang kafir." (QS. Al-Maidah: 44)
Adapun Poin yang kedua
Masalah perdukunan
Imam Muslim meriwayatkan dalamShahih-nya bahwa Nabishallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Barangsiapa mendatangi peramal lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari.”
Dari Abu Hurairahradhiyallahu ‘anhudari Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Barangsiapa mendatangi dukun lalu mempercayai apa yang diucapkannya,maka ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR.Abu Daud)
Hadis ini diriwayatkan juga oleh AhlusSunan yang empat dan dishahihkan al-hakim dari
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dengan redaksi:
“Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafirkepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.
”Dari Imran bin Hushainradhiyallahu ‘anhu, ia mengatakan bahwa
Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallambersabda,
“Bukan termasuk golongan kami orang yangmengaitkan kesialannya pada burung (atau benda lainnya), melakukan perdukunan atau meminta didukuni, menyihir atau minta disihirkan untuknya. Dan barangsiapa datang kepada dukun lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka ia telah kafir kepada apa yang diturunkan kepada Muhammad.” (HR.al-Bazzar dengan sanad yang baik).
Jadi berhati2lah menyimpulkan sesuatu dalam perkara tauhid
Sungguh kehancuran terbesar bagi muslim adalah hilang nya tauhid dan terbakarnya Amal
Kebanyakan ulama suu dan Dai-Dai sesat yang menyeru kepada modernisasi hukum dan menutup-nutup hukum Allah dan mengambil ayat yang menyenagkan kaum kafir dan munafik..
Sungguh kehancuran terbesar bagi muslim adalah hilang nya tauhid dan terbakarnya Amal
Kebanyakan ulama suu dan Dai-Dai sesat yang menyeru kepada modernisasi hukum dan menutup-nutup hukum Allah dan mengambil ayat yang menyenagkan kaum kafir dan munafik..
Abu Islam Al muhajir
No comments:
Post a Comment